Kuyakin Pertolongan Tuhan tak akan terlambat bagiku
Awalnya
saya memasuki gerbang sekolah Adhi Luhur bersama dengan teman-teman saya yang
lain hanya sekedar mengambil formulir. Harapan saya ialah diterima di SMA Negri
1, namun harapan saya berbeda dengan
fakta yang terjadi. Ternyata Tuhan memunyai rencana lain. Saya tidak diterimah
di SMA Negri 1. Saya diterimah di SMA YPPK Adhi Luhur. Saya mendaftar di Asrama
putri St. Theresia. Langkah pertama yang harus saya lewati untuk menjadi siswa
Adhi Luhur ialah dengan mengikuti POSAL. Hati saya takut melihat kakak-kakak
yang membentak kami dengan suara yang keras. Senyumanpun tidak mereka berikan.
Namun, hati saya bisa sedikit tenamg dengan adanya kakak-kakak penghibur. Saya
sudah ingin memundurkan diri dari semua ini. Namun, satu hal yang membuatku
semangat, beliau adalah yang telah
membut saya yang dulunya penakut menjadi berani. Beliau selalu berpesan” Maju
terus pantang mundur.” Kiranya kalimat ini memiliki kekuatan yang besar, sehingga
membuat saya dan teman-teman yang lainnya terus bersemangat dan bisa bertahan
sampai sekarang. Akhirnya POSAL pun telah berlalu, kini saya dan teman-teman
yang lainnya boleh mengenakan kostum SMA berlambangkan ayam jago di dada.
Hari
pertama saya mengenakan kostum SMA adalah saat yang tak akan pernah saya lupakan.
Hari itu sangat istimewa bagi saya. Kami pun mulai belajar. Awalnya saya
bersemangat belajar. Saya berusaha untuk mendapatakan nilai yang baik dengan
nilai ketuntasan yang bisa dikatakan tinggi untuk orang seperti saya yang
memiliki pengetahuan standar. Semester pertama pun berlalu. Nilai rapot saya
bisa dikatakan baik. Dalam arti bahwa semuanya tuntas. Liburan semester pun
berlalu dengan cepat. Saya dan teman-teman yang lainnya harus belajar lagi.
Pada saat awal masuk saya bersemangat. Namun, entah di tiup angin apa? Ada sebagian dari
semangat saya pergi. Saya mencoba memberikan semangat pada diri saya dengan
berbagai hal, tapi sayang sekali hal itu sulit. Yang bisa saya lakukan ialah
berusaha untuk tetap belajar dengan semangat yang masih tersisa. Tak lupa
saya memohon pertongan dari Yang Maha Kuasa.
Semester ke-dua pun berlalu, puji Tuhan nilai-nilai saya semuanya tuntas, namun sayang sekali nilai
saya menurun seakan – akan semangat saya yang pergi ini ikut membawa pergi
sebagian nilai saya.
Pada
saat kelas satu beban pelajaran yang harus saya pelajari begitu banyak. Saya
berharap setelah kelas dua semangat saya yang pergi itu bisa kembali. Ternyata
Tuhan mendengar harapan saya, semangat saya kembali lagi. Namun di semester tiga ini saya
harus berjuang lebih dari kelas satu karena, di semester tiga ini beban saya
bertambah dengan bertambah tingginya
nilai ketuntasan untuk semua mata pelajaran. Ditambah lagi saya harus
menulis karya ilmiah. Puji Tuhan semester pertama boleh saya lewati dengan
nilai rapot yang baik. Namun, bagi saya nilai-nilai tersebut belum cukup. Harapan
saya ada yang belum terwujud. Mungkin Tuhan mencari saat yang tepat. Yang saya pikirkan saat itu dan saya berkata dalam
hati” Nilai berapa pun yang saya peroleh, saya harus bersyukur karena, dengan bersyukur saya pasti akan puas.”
Setidaknya kalimat tersebut membuat saya bersyukur kepada Tuahn atas nilai-nilai
yang telah saya peroleh.
Tidak
terasa libur natal yang telah saya lewatkan bersama adik-adik dan orangtua saya
di kampung berlalu dengan cepat. Perjuangan saya belum selesai, saya harus
kembli ke kursi pertahanaan agar saya tidak jatuh. Seperti baterai yang habis
terisi penuh tak tahu kenapa semangat saya yang hilang semuanya telah kembali.
Mungkin semangat saya selama ini pergi ke kampong saya. Jadi, mungkin libur
natal ini saya pergi mengambil kembali semangat saya yang pergi. Ternyata
semangat yang telah saya peroleh kembali mampu membuat saya untuk tetap bertahan untuk berjuang- dan berjuang.
Tapi, saya ini bukan manusia super yang tahan terhadap semua masalah yang datang.
Pertahanan saya mulai diuji oleh Tuhan. Banyak sekali hal-hal yang membuat saya
terbebani. Tuhan memberikanku sedikit cobaan. Kata saya dalam hati”Akankah saya
akan bertahan?” Jawab saya” iya. Saya harus bertahan cobaan ini hanya sementara.
Tuhan tidak akan memberikan hambanya cobaan melebihi batas kemampuaan saya . saya tahu Tuhan melihat semua usaha
saya. Biarlah semua terjadi menurut kehendakmu Tuhan. Saya percaya
pertolonganmu tak akan terlambat bagi saya Tuhan.” Setidaknya kalimat di atas menjadi obat vitamin yang mampu menopangku, agar saya tidak jatuh.
Dengan
beban ini mungkin Tuhan ingin saya merasakan berat-nya memikul salib. Mungkin
dengan beban ini Tuhan mau mengajarkan
kepada saya agar tetap bersemangat. Seperti Tuhan tidak menyerah dan tidak
mengeluh saat memikul Salib ke puncak Golgota. Maka saya juga tidak boleh
menyerah pada apapun yang terjadi. Saya akan mencoba melakukan apa yang saya
bisa. Namun, biarlah semua itu terjadi menurut kehendak-NYA. Saya percaya pasti
saat itu pun akan datang. Saat masalah- masalah ini memiliki solusinya. Saat Tuhan
menolong saya. Saya percaya Tuhan tidak membiarkan saya sendiri memikul beban
ini.
SMA YPPK Adhi Luhur, Nabire-Papua
SMA YPPK Adhi Luhur, Nabire-Papua
0 komentar:
Posting Komentar