Setetes Keberanian Untuk Berkata
Mengapa
kau selalu memandang padanya, tak bisakah kau melihat padaku yang selalu ada untukmu. Mengapa harus dia yang menjadi alasan kau
tersenyum dan menangis? Sedang dia begitu acuhkan dirimu? dikalah kau dilukai
oleh wanita yang kau dambakan, wanita yang dimatamu begitu sempurna dan pantas untuk
memiliki hatimu. Tahukah kau bagaimana hancurnya hatiku? Aku menangis dalam
kesendirianku, dengan hati yang masih enggan untuk berkata kepadamu. Tak
bisakah kau memberiku kesempatan untuk menjaga hatimu? Akan kupastikan untuk
memberimu cinta yang tak kau dapati dari dia. Aku tahu dan menyadari tentang
kecantikan ini yang jauh dari dia ( wanita yang kau kagumi). Seperti inilah
aku seadanya, aku tak secantik dan seanggun dia. Aku hanya mencintaimu dengan
kata tulus bukan karena apa kelebihanmu. Bahkan semua kekuranganmu itu, bagiku
itu indah. Dimataku kau begitu sempurna, aku hanya ingin mencintaimu
seadanya. Rasanya lelah memendam rasa ini, aku ada di sana dikalah kau galau
dan terluka oleh dia. Tapi, kau tak
memberiku kesempatan untuk memiliki hatimu dan menjaganya. Apa salahnya dan apa
kurangku? Jika terus begini, haruskah
terus kupendam perasaan ini? Mengapa kau hanya terus berfokus padanya? Cobalah
untuk melihat padaku layaknya kau melihat dia? Jika kau terus berfokus padanya,
bagaimana dengan cinta ini? Dari awal kumengenal-mu, saat itu kita masih
sama-sama merupakan mahasiswa tingkat pertama di sebuah universitas yang sama dengan jurusan
yang sama. Saat pertama kumelihatmu, yakinlah bawah cinta dan rasa ini muncul begitu saja . Mungkinkah ini yang dikatakan orang cinta pada pandangan pertama? Kitapun
semakin dekat karena memiliki hobby
yang sama, dan sering satu kelas dan sekelompok dalam mengerjakan tugas dari dosen. Mungkin ini cara Tuhan membuat
aku dan kamu dekat, dan semakin dekat. Lalu, aku semakin mencintai dan
menganggumimu dalam diamku. Namun, bagaimana dengan kamu? Kamu malah terus
menceritakan dan menganggumi dia. Salah satu cewe yang begitu populer di universitas kita.
Apakah aku juga harus jadi populer seperti dia supaya kau memandang padaku layaknya kau memandang
dia? Kita sudah bersama melewati hari bersama selama dua tahun hanya sebagai
teman baik, kini izinkan aku untuk mengungkapkan persasaanku. Aku tak ingin hanya
sebagai teman denganmu. Aku ingin melewati hari bersamamu sebagai wanitamu (
pacarmu). Haruskah aku yang memulai untuk memberitahu tentang perasaanku? Tak
bisakah kau melihatnya lalu berpaling padaku?
. . . . . . .
Waktu itu, sebelum libur semester dimulai ditengah keramaian dan hiruk pikuk music dan canda tawa di kampus dengan suasana natal yang begitu indah. Iya, karena waktu itu ada perayaan natal di kampus sebelum libur semester dimulai. Namun, kau dan aku berada di suatu tempat yang tidak jauh dari keramaian itu. Waktu itu, aku menarik tanganmu dan menggenggamnya dan mengajakmu ke sana, seakan tak ingin lagi kulepaskan genggaman itu. Ingin kuterus berlari dan membawamu pergi darinya, agar tak ada dia dan mereka dan hanya ada aku dan kamu iya hanya kita berdua. Lalu, kita berhenti di suatu tempat yang jauh dari keramaian. Kita mengambil tempat untuk duduk di bawah terangnya bulan dan bintang yang bertaburan begitu indah di langit seakan memberi isyarat agar kau mau pahami dan menerima hatiku.
“Smith,
aku rasa aku harus mengatakan ini” Sambil menggenggam tangannya. “ Aku ingin
kamu tahu mengenai perasaanku kepadamu
ini. Sesungguhnya dari awal kita bersama, tak pernah sedikitpun aku berharap
untuk sekedar berteman baik denganmu” Air mata sepertinya jatuh bahkan tak
tertahankan dan terus turun membasahi pipinya. Bagaimana tidak, dia
berkata dengan segalah tetes keberanian yang dia miliki. “ Aku ingin bersamamu
menikmati birunya langit bukan sekedar teman baikmu. Aku ingin memiliki hatimu
dan menjaga hatimu sebagai wanitamu” Ini sungguh memalukan, harus mengatakan
ini. Namun, aku lelah terus berpura- pura dengan perasaan ini. Aku lelah
menyelipkan perasaanku dibalik tawaku. Aku benci harus terus begini. Setelah
mendengar semua itu dari gea, smith yang tadinya tegang dan begitu penasaran
lebih erat lagi menggenggam tangannya gea lalu membiarkan kepalahnya gea terjatuh dipundaknya. Seakan memberikan
jawaban bawah bersandarlah padaku dan terus seperti ini. Aku ingin bersamamu
seperti ini untuk melewati hari selanjutnya.
Asrama Kompas Putri Banda Aceh, 23 November 2016
0 komentar:
Posting Komentar